Cara Investasi Saham Untuk Pemula
Cara Investasi Saham Untuk Pemula merupakan panduan komprehensif bagi Anda yang ingin memulai perjalanan investasi di pasar saham. Dunia investasi saham mungkin tampak rumit, namun dengan pemahaman yang tepat dan langkah-langkah yang sistematis, investasi saham bisa menjadi sarana untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Artikel ini akan membahas langkah-langkah dasar, strategi, serta pengelolaan risiko yang perlu Anda ketahui sebelum memulai investasi saham.
Dari memahami konsep dasar pasar saham dan memilih broker yang tepat, hingga mempelajari strategi investasi dan analisis fundamental serta teknikal, panduan ini akan memberikan pemahaman yang menyeluruh. Anda akan mempelajari berbagai jenis saham, cara menghitung rasio keuangan, serta pentingnya diversifikasi portofolio untuk meminimalisir risiko. Siap untuk memulai perjalanan investasi Anda?
Memahami Pasar Saham
Pasar saham adalah tempat di mana perusahaan menjual sebagian kepemilikan (saham) kepada investor publik. Berinvestasi di saham berarti Anda menjadi bagian kecil pemilik perusahaan tersebut dan berpotensi mendapatkan keuntungan dari pertumbuhannya. Memahami bagaimana pasar saham berfungsi merupakan langkah pertama yang krusial sebelum memulai investasi.
Pasar saham beroperasi berdasarkan mekanisme penawaran dan permintaan. Harga saham ditentukan oleh interaksi antara pembeli dan penjual. Jika banyak investor ingin membeli saham tertentu, harganya akan naik. Sebaliknya, jika banyak investor ingin menjual, harganya akan turun. Faktor-faktor makro ekonomi seperti suku bunga, inflasi, dan kondisi politik global juga turut mempengaruhi pergerakan harga saham.
Jenis-jenis Saham
Berbagai jenis saham tersedia di pasar, masing-masing dengan karakteristik dan tingkat risiko yang berbeda. Pemula sebaiknya memahami perbedaan ini sebelum memutuskan jenis saham mana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi mereka.
- Saham Blue Chip: Saham perusahaan besar, mapan, dan memiliki reputasi baik. Biasanya memberikan dividen yang stabil dan pertumbuhan harga yang relatif konsisten, meskipun pertumbuhannya mungkin tidak secepat saham jenis lain.
- Saham Mid Cap: Saham perusahaan dengan kapitalisasi pasar menengah. Potensi pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan saham blue chip, tetapi juga disertai dengan risiko yang lebih besar.
- Saham Small Cap: Saham perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil. Potensi pertumbuhannya sangat tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang paling besar. Perusahaan-perusahaan ini seringkali masih dalam tahap pengembangan dan belum memiliki track record yang panjang.
Perbandingan Jenis Saham
Jenis Saham | Risiko | Potensi Keuntungan | Stabilitas |
---|---|---|---|
Blue Chip | Rendah | Sedang | Tinggi |
Mid Cap | Sedang | Sedang – Tinggi | Sedang |
Small Cap | Tinggi | Tinggi | Rendah |
Risiko dan Potensi Keuntungan Investasi Saham
Investasi saham menawarkan potensi keuntungan yang tinggi, tetapi juga disertai dengan risiko kerugian yang signifikan. Harga saham dapat berfluktuasi secara drastis dalam jangka pendek, dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal perusahaan maupun kondisi pasar secara keseluruhan. Kehilangan sebagian atau seluruh modal investasi adalah suatu kemungkinan.
Sebaliknya, jika investasi Anda berhasil, potensi keuntungannya bisa sangat besar. Keuntungan bisa didapatkan dari kenaikan harga saham (capital gain) dan dividen yang dibagikan perusahaan. Namun, penting untuk diingat bahwa keuntungan bukanlah sesuatu yang terjamin.
Contoh Skenario Investasi Saham
Mari kita bayangkan dua skenario investasi saham dengan modal awal Rp 10.000.000.
Skenario 1 (Baik): Anda berinvestasi pada saham perusahaan teknologi yang sedang berkembang pesat. Setelah satu tahun, harga saham naik 50%, sehingga investasi Anda menjadi Rp 15.000.000.
Skenario 2 (Buruk): Anda berinvestasi pada saham perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Setelah satu tahun, harga saham turun 30%, sehingga investasi Anda hanya tersisa Rp 7.000.000.
Kedua skenario ini menunjukkan bahwa investasi saham memiliki potensi keuntungan dan kerugian yang signifikan. Penting untuk melakukan riset yang menyeluruh dan memahami risiko sebelum berinvestasi.
Memilih Broker Saham yang Tepat
Memilih broker saham yang tepat adalah langkah krusial dalam perjalanan investasi saham Anda, terutama sebagai pemula. Broker yang baik akan memberikan kemudahan akses ke pasar saham, fitur-fitur yang mendukung pengambilan keputusan investasi, dan biaya transaksi yang kompetitif. Pilihan broker yang salah bisa berdampak pada efisiensi dan bahkan profitabilitas investasi Anda.
Kriteria Penting dalam Memilih Broker Saham
Beberapa kriteria penting perlu dipertimbangkan saat memilih broker saham, terutama bagi pemula. Pertimbangkan faktor-faktor seperti reputasi, keamanan platform, kemudahan penggunaan, biaya transaksi, dan fitur-fitur pendukung investasi.
- Reputasi dan Regulasi: Pastikan broker terdaftar dan diawasi oleh otoritas yang berwenang, seperti Bappebti di Indonesia. Riset reputasi broker melalui ulasan dan testimoni pengguna dapat membantu.
- Keamanan Platform: Pilih broker dengan sistem keamanan yang handal untuk melindungi data dan dana investasi Anda. Perhatikan fitur keamanan seperti enkripsi data dan verifikasi dua faktor.
- Kemudahan Penggunaan: Platform yang user-friendly sangat penting, terutama bagi pemula. Perhatikan antarmuka, navigasi, dan ketersediaan tutorial atau bantuan.
- Biaya Transaksi: Bandingkan biaya komisi, biaya administrasi, dan biaya lainnya yang dikenakan oleh berbagai broker. Biaya yang lebih rendah dapat meningkatkan profitabilitas investasi.
- Fitur Pendukung Investasi: Perhatikan fitur-fitur seperti riset pasar, analisa teknikal, dan akses ke informasi keuangan yang dapat membantu pengambilan keputusan investasi.
Perbandingan Fitur dan Biaya Broker Saham Ternama di Indonesia
Berikut perbandingan singkat fitur dan biaya beberapa broker saham ternama di Indonesia. Perlu diingat bahwa biaya dan fitur dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga penting untuk selalu mengecek informasi terbaru di situs resmi masing-masing broker.
- Broker A: Komisi rendah, platform user-friendly, fitur riset terbatas. Biaya administrasi tahunan relatif tinggi.
- Broker B: Komisi sedang, platform canggih dengan banyak fitur analisa, biaya administrasi rendah. Memerlukan sedikit pengalaman untuk menguasai platform.
- Broker C: Komisi tinggi, platform sederhana, fitur riset lengkap dan mudah dipahami. Cocok untuk pemula yang membutuhkan banyak panduan.
Langkah-langkah Membuka Akun di Broker Saham
Membuka akun di broker saham umumnya mengikuti langkah-langkah berikut. Pastikan untuk menyiapkan dokumen yang diperlukan sebelum memulai proses.
- Registrasi: Kunjungi situs web broker dan isi formulir registrasi online.
- Verifikasi Identitas: Unggah dokumen identitas seperti KTP dan NPWP.
- Verifikasi Rekening Bank: Hubungkan rekening bank Anda ke akun broker.
- Pengisian Dana: Transfer dana ke rekening broker untuk memulai investasi.
- Aktivasi Akun: Setelah verifikasi selesai, akun Anda akan aktif dan siap digunakan.
Biaya Transaksi Saham
Biaya transaksi saham meliputi komisi broker, biaya administrasi, dan potensi biaya lainnya yang mungkin dikenakan oleh bursa efek. Besarnya biaya ini bervariasi antar broker dan jenis transaksi.
- Komisi Broker: Persentase dari nilai transaksi yang dibayarkan kepada broker.
- Biaya Administrasi: Biaya bulanan atau tahunan yang dikenakan oleh broker.
- Biaya Bursa Efek: Biaya yang dikenakan oleh bursa efek atas setiap transaksi.
Perbandingan Biaya Tiga Broker Saham
Tabel berikut membandingkan biaya dari tiga broker saham fiktif (data hanya ilustrasi). Pastikan untuk memeriksa biaya terkini di situs resmi masing-masing broker sebelum membuat keputusan.
Broker | Komisi (per transaksi) | Biaya Administrasi (bulanan) | Biaya Lainnya |
---|---|---|---|
Broker X | 0.1% | Rp 10.000 | Tidak ada |
Broker Y | 0.15% | Rp 5.000 | Rp 2.000 per order |
Broker Z | 0.2% | Rp 0 | Rp 5.000 per bulan jika saldo kurang dari Rp 10.000.000 |
Strategi Investasi Saham untuk Pemula: Cara Investasi Saham Untuk Pemula
Memulai investasi saham bisa terasa menakutkan, tetapi dengan strategi yang tepat, Anda dapat meminimalisir risiko dan memaksimalkan keuntungan. Artikel ini akan membahas beberapa strategi investasi saham yang cocok untuk pemula, termasuk perhitungan rasio penting, diversifikasi portofolio, dan pengelolaan risiko.
Strategi Investasi Saham yang Cocok untuk Pemula
Ada beberapa strategi investasi saham yang dapat diadopsi oleh pemula. Dua strategi yang populer adalah investasi jangka panjang dan value investing. Investasi jangka panjang menekankan pada kepemilikan saham dalam jangka waktu yang lama, misalnya 5 tahun atau lebih, untuk memanfaatkan pertumbuhan perusahaan secara bertahap. Value investing, di sisi lain, berfokus pada pembelian saham perusahaan yang undervalued atau ternilai rendah di pasar, dengan harapan harga saham akan naik seiring waktu sejalan dengan kinerja fundamental perusahaan.
Perhitungan dan Penggunaan Rasio Price-to-Earnings (P/E)
Rasio Price-to-Earnings (P/E) adalah salah satu metrik penting dalam analisis saham. Rasio ini menunjukkan berapa kali lipat harga saham dibandingkan dengan laba per saham (Earnings Per Share/EPS). Rumusnya adalah:
P/E Ratio = Harga Saham / EPS
Sebagai contoh, jika harga saham PT. Maju Jaya adalah Rp 10.000 dan EPS-nya Rp 1.000, maka rasio P/E-nya adalah 10 (10.000 / 1.000). Rasio P/E yang rendah umumnya mengindikasikan saham tersebut undervalued, sedangkan rasio P/E yang tinggi bisa mengindikasikan saham tersebut overvalued. Namun, perlu diingat bahwa rasio P/E harus diinterpretasikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kondisi industri dan prospek pertumbuhan perusahaan.
Diversifikasi Portofolio Investasi Saham
Diversifikasi adalah kunci untuk mengurangi risiko investasi. Dengan menyebarkan investasi di berbagai sektor dan jenis saham, Anda dapat meminimalisir dampak kerugian jika salah satu investasi mengalami penurunan. Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang!
- Diversifikasi Sektor: Investasikan di berbagai sektor, seperti teknologi, perbankan, properti, dan consumer goods. Ini mengurangi risiko yang terkait dengan penurunan kinerja di satu sektor tertentu.
- Diversifikasi Ukuran Perusahaan: Investasikan di perusahaan besar (large-cap), menengah (mid-cap), dan kecil (small-cap) untuk mendapatkan eksposur yang lebih luas dan potensi pertumbuhan yang beragam.
- Diversifikasi Geografis (Opsional): Untuk investor yang lebih berpengalaman, diversifikasi geografis dengan berinvestasi di pasar saham internasional juga bisa menjadi pilihan.
Contoh Portofolio Investasi Saham Terdiversifikasi (Rp 10 Juta), Cara Investasi Saham Untuk Pemula
Berikut contoh portofolio investasi saham terdiversifikasi untuk pemula dengan modal Rp 10 juta. Ini hanyalah contoh dan bukan rekomendasi investasi. Selalu lakukan riset sendiri sebelum berinvestasi.
Saham | Sektor | Jumlah Saham | Harga per Saham (Contoh) | Total Investasi |
---|---|---|---|---|
PT. ABC (Large Cap) | Perbankan | 100 | Rp 50.000 | Rp 5.000.000 |
PT. XYZ (Mid Cap) | Teknologi | 200 | Rp 20.000 | Rp 4.000.000 |
PT. DEF (Small Cap) | Consumer Goods | 500 | Rp 2.000 | Rp 1.000.000 |
PT. GHI (Large Cap) | Properti | 50 | Rp 100.000 | Rp 5.000.000 |
Strategi Pengelolaan Risiko dalam Investasi Saham
Pengelolaan risiko sangat penting dalam investasi saham. Berikut beberapa strategi yang dapat Anda terapkan:
- Jangan Berinvestasi dengan Uang yang Anda Butuhkan dalam Jangka Pendek: Investasikan hanya uang yang dapat Anda tahan kehilangannya dalam jangka panjang.
- Lakukan Riset Mendalam: Pahami perusahaan tempat Anda berinvestasi sebelum membeli sahamnya. Analisis laporan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan.
- Diversifikasi Portofolio: Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, diversifikasi membantu mengurangi risiko kerugian.
- Atur Emosi: Jangan terbawa emosi ketika pasar saham mengalami fluktuasi. Tetap tenang dan ikuti rencana investasi Anda.
- Pantau Portofolio Secara Berkala: Lakukan review portofolio secara berkala untuk memastikan investasi Anda masih sesuai dengan rencana dan tujuan keuangan Anda.
Analisis Fundamental dan Teknikal (Dasar)
Sebelum terjun langsung berinvestasi, memahami analisis fundamental dan teknikal sangat penting. Analisis fundamental membantu kita menilai nilai intrinsik sebuah perusahaan, sementara analisis teknikal membantu memprediksi pergerakan harga saham di masa depan. Kedua pendekatan ini saling melengkapi dan dapat digunakan bersamaan untuk pengambilan keputusan investasi yang lebih baik.
Analisis Fundamental: Menilai Nilai Intrinsik Perusahaan
Analisis fundamental berfokus pada faktor-faktor fundamental perusahaan, seperti kinerja keuangan, manajemen, industri, dan kondisi ekonomi makro. Tujuannya adalah untuk menentukan nilai intrinsik saham, yaitu nilai sebenarnya dari perusahaan berdasarkan kinerja dan prospeknya. Dengan membandingkan nilai intrinsik dengan harga pasar, investor dapat menentukan apakah saham tersebut undervalued (harga pasar lebih rendah dari nilai intrinsik) atau overvalued (harga pasar lebih tinggi dari nilai intrinsik).
- Rasio Keuangan: Rasio keuangan seperti Price-to-Earnings Ratio (PER), Return on Equity (ROE), dan Debt-to-Equity Ratio (DER) memberikan gambaran tentang profitabilitas, efisiensi, dan leverage perusahaan.
- Laporan Keuangan: Neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas memberikan informasi detail tentang aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, beban, dan arus kas perusahaan. Analisis mendalam atas laporan ini krusial untuk memahami kesehatan keuangan perusahaan.
- Analisis Industri dan Kompetisi: Memahami posisi kompetitif perusahaan di industrinya, tren industri, dan strategi kompetitif perusahaan juga sangat penting dalam analisis fundamental.
- Kualitas Manajemen: Tim manajemen yang berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang baik akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan.
Analisis Teknikal: Menganalisis Pergerakan Harga Saham
Analisis teknikal menggunakan grafik harga saham dan indikator teknikal untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan. Pendekatan ini berasumsi bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang relevan, dan pola harga berulang di masa lalu dapat memberikan petunjuk tentang pergerakan harga di masa depan. Meskipun tidak memprediksi nilai intrinsik, analisis teknikal membantu menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham.
- Indikator Moving Average (MA): MA menghaluskan fluktuasi harga saham dan menunjukkan tren harga. Perpotongan antara MA jangka pendek dan jangka panjang sering digunakan sebagai sinyal beli atau jual.
- Relative Strength Index (RSI): RSI mengukur momentum harga dan membantu mengidentifikasi kondisi overbought (harga terlalu tinggi) atau oversold (harga terlalu rendah).
Ilustrasi Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Fiktif “PT Maju Jaya”
Misalnya, PT Maju Jaya memiliki neraca yang menunjukkan peningkatan aset lancar secara signifikan selama tiga tahun terakhir, sementara laporan laba rugi menunjukkan peningkatan laba bersih yang konsisten. Laporan arus kas menunjukkan arus kas positif dari aktivitas operasional, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang dari bisnis utamanya. Hal ini menunjukkan kesehatan keuangan PT Maju Jaya yang baik dan potensi pertumbuhan yang positif.
Sebagai perbandingan, jika perusahaan lain menunjukkan peningkatan hutang yang signifikan dan penurunan laba bersih, serta arus kas negatif dari aktivitas operasional, hal tersebut mengindikasikan kondisi keuangan yang kurang sehat dan berisiko.
Contoh Analisis Fundamental dan Teknikal Saham Fiktif “PT Sejahtera Abadi”
Mari kita asumsikan saham PT Sejahtera Abadi diperdagangkan pada harga Rp 10.000. Analisis fundamental menunjukkan nilai intrinsik saham tersebut sebesar Rp 12.000, berdasarkan rasio keuangan yang sehat dan prospek bisnis yang menjanjikan. Analisis teknikal menunjukkan tren harga naik dengan indikator MA jangka pendek dan jangka panjang yang saling mendukung, serta RSI yang menunjukkan kondisi belum overbought. Berdasarkan kedua analisis tersebut, saham PT Sejahtera Abadi dapat dianggap sebagai peluang investasi yang menarik.
Sumber Informasi Terpercaya untuk Riset Saham
Informasi yang akurat dan terpercaya sangat penting dalam riset saham. Beberapa sumber informasi terpercaya meliputi laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan secara resmi, situs web Bursa Efek Indonesia (BEI), laporan analis dari lembaga keuangan terkemuka, dan berita keuangan dari media terpercaya.
Mengelola Portofolio dan Risiko
Setelah Anda mulai berinvestasi saham, langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah mengelola portofolio dan meminimalisir risiko. Memantau investasi secara berkala dan melakukan rebalancing portofolio secara strategis adalah kunci untuk mencapai tujuan investasi jangka panjang Anda. Kemampuan beradaptasi terhadap fluktuasi pasar juga sangat krusial.
Pentingnya Memantau Portofolio Investasi Secara Berkala
Memantau portofolio investasi secara berkala, misalnya bulanan atau triwulanan, memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja investasi Anda. Hal ini memungkinkan Anda untuk mendeteksi potensi masalah sedini mungkin, seperti penurunan kinerja saham tertentu atau pergeseran signifikan dalam alokasi aset. Dengan pemantauan yang teratur, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan terinformasi.
Panduan Rebalancing Portofolio
Rebalancing portofolio adalah proses menyesuaikan kembali alokasi aset dalam portofolio Anda agar sesuai dengan target alokasi yang telah ditetapkan. Tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan portofolio dan meminimalisir risiko. Berikut langkah-langkahnya:
- Tentukan target alokasi aset. Misalnya, 60% saham dan 40% obligasi.
- Pantau secara berkala kinerja masing-masing aset dalam portofolio Anda.
- Bandingkan alokasi aset aktual dengan target alokasi yang telah ditetapkan.
- Jika terjadi penyimpangan yang signifikan, jual sebagian aset yang telah melebihi target dan beli aset yang berada di bawah target untuk mengembalikan keseimbangan portofolio.
- Lakukan rebalancing secara berkala, misalnya setiap tahun atau setiap enam bulan, tergantung pada strategi investasi Anda.
Menanggapi Penurunan Harga Saham
Penurunan harga saham merupakan hal yang wajar dalam pasar saham. Cara merespon penurunan ini bergantung pada beberapa faktor, termasuk jangka waktu investasi, profil risiko, dan tujuan investasi Anda. Berikut beberapa skenario dan respons yang mungkin:
- Penurunan Harga Sementara: Jika penurunan harga disebabkan oleh faktor sementara dan Anda yakin prospek perusahaan masih baik, maka menahan saham tersebut bisa menjadi strategi yang tepat. Pastikan untuk memantau perkembangan perusahaan dan berita terkait secara ketat.
- Penurunan Harga Signifikan dan Berkelanjutan: Jika penurunan harga signifikan dan berkelanjutan, disertai dengan laporan keuangan perusahaan yang buruk atau indikasi masalah fundamental, maka menjual saham tersebut bisa menjadi pilihan yang bijak untuk meminimalisir kerugian lebih lanjut. Analisis fundamental perusahaan sangat penting dalam situasi ini.
- Diversifikasi Portofolio: Memiliki portofolio yang terdiversifikasi dapat mengurangi dampak penurunan harga saham pada satu sektor atau perusahaan tertentu. Jika salah satu investasi Anda mengalami penurunan, investasi lain yang masih baik dapat mengurangi dampak negatif secara keseluruhan.
Strategi Mengurangi Risiko Kerugian
Beberapa strategi dapat diterapkan untuk mengurangi risiko kerugian dalam investasi saham. Diversifikasi portofolio merupakan strategi yang paling umum dan efektif. Selain itu, investasi jangka panjang, riset yang menyeluruh sebelum berinvestasi, dan menetapkan batas kerugian (stop-loss order) juga penting.
Contoh Perhitungan Return on Investment (ROI)
ROI merupakan metrik penting untuk mengukur kinerja investasi. Rumus perhitungan ROI adalah:
ROI = [(Keuntungan – Kerugian) / Biaya Investasi] x 100%
Contoh: Anda menginvestasikan Rp 10.000.000 untuk membeli saham. Setelah satu tahun, nilai saham Anda menjadi Rp 12.000.
000. Maka ROI Anda adalah: [(12.000.000 – 10.000.000) / 10.000.000] x 100% = 20%.
Perlu diingat bahwa ROI merupakan gambaran historis dan tidak menjamin keuntungan di masa depan. Fluktuasi pasar saham dapat menyebabkan ROI berubah-ubah.
Ulasan Penutup
Memulai investasi saham membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan disiplin. Meskipun terdapat potensi keuntungan yang menarik, penting untuk memahami risiko yang melekat dan mengelola portofolio secara bijak. Dengan mempelajari dasar-dasar investasi saham, memilih strategi yang sesuai, dan secara konsisten memantau portofolio, Anda dapat meningkatkan peluang keberhasilan investasi Anda. Ingatlah bahwa investasi jangka panjang dengan pendekatan yang terencana dan terukur akan memberikan hasil yang lebih optimal.
Selamat berinvestasi!
FAQ Umum
Apa perbedaan antara saham blue chip, mid cap, dan small cap?
Saham blue chip umumnya berasal dari perusahaan besar dan mapan dengan kinerja stabil. Mid cap berasal dari perusahaan menengah, sementara small cap dari perusahaan kecil, berisiko lebih tinggi namun potensi keuntungannya juga lebih besar.
Apakah saya perlu modal besar untuk memulai investasi saham?
Tidak, beberapa broker menawarkan pembelian saham secara fraksional, memungkinkan Anda untuk berinvestasi meskipun dengan modal kecil.
Bagaimana cara mengatasi kerugian dalam investasi saham?
Diversifikasi portofolio, jangan panik jual saat harga turun, dan lakukan riset yang matang sebelum berinvestasi dapat membantu mengurangi kerugian.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melihat keuntungan dari investasi saham?
Tergantung pada strategi investasi dan kondisi pasar. Investasi jangka panjang umumnya memberikan hasil yang lebih baik daripada jangka pendek.