Bank Untuk Investasi Properti di Indonesia
Bank Untuk Investasi Properti di Indonesia menawarkan berbagai peluang menarik bagi para investor. Memilih bank yang tepat untuk investasi properti membutuhkan pemahaman mendalam tentang berbagai produk, mekanisme, dan risiko yang terlibat. Artikel ini akan memandu Anda melalui proses tersebut, mulai dari memilih jenis bank yang sesuai hingga merancang strategi investasi yang efektif dan aman.
Dari beragam pilihan produk investasi properti seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), reksa dana properti, hingga deposito berjangka, investor dapat menyesuaikan pilihannya dengan profil risiko dan tujuan keuangan masing-masing. Dengan memahami regulasi yang berlaku dan mempertimbangkan faktor-faktor kunci seperti reputasi bank dan suku bunga, investor dapat memaksimalkan potensi keuntungan dan meminimalkan risiko kerugian.
Jenis Bank yang Terlibat dalam Investasi Properti
Investasi properti di Indonesia semakin diminati, dan bank-bank memainkan peran penting dalam memfasilitasi proses tersebut. Baik bank konvensional maupun syariah menawarkan berbagai produk dan layanan yang dirancang untuk membantu investor mencapai tujuan finansial mereka di sektor properti. Pemahaman mengenai perbedaan layanan dan produk yang ditawarkan oleh masing-masing jenis bank sangat krusial sebelum Anda memulai investasi.
Berikut ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai jenis bank yang terlibat, perbedaan layanan yang ditawarkan, produk unggulan, dan perbandingan biaya serta persyaratan investasi.
Daftar Bank di Indonesia yang Menyediakan Layanan Investasi Properti
Sejumlah bank besar di Indonesia menawarkan berbagai produk investasi properti, baik secara langsung maupun melalui kerjasama dengan pihak lain. Beberapa contohnya termasuk Bank Mandiri, Bank BCA, Bank BRI, Bank BNI, dan beberapa bank swasta lainnya. Perlu dicatat bahwa ketersediaan produk dan layanan dapat berbeda-beda di setiap bank dan dapat berubah sewaktu-waktu. Sebaiknya Anda menghubungi bank yang bersangkutan untuk informasi terkini.
Perbedaan Layanan Investasi Properti Bank Konvensional dan Bank Syariah
Perbedaan utama terletak pada prinsip dasar operasional masing-masing. Bank konvensional beroperasi berdasarkan prinsip konvensional, sementara bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip syariah Islam. Hal ini berdampak pada jenis produk yang ditawarkan. Bank konvensional menawarkan berbagai produk seperti KPR, investasi reksadana properti, dan pinjaman untuk pembelian properti. Sementara itu, bank syariah menawarkan produk-produk yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti pembiayaan properti berbasis bagi hasil (murabahah) atau sewa beli (ijarah muntahiya bittamlik), serta investasi di reksadana syariah yang berinvestasi di sektor properti.
Produk Investasi Properti Unggulan dari Beberapa Bank Terkemuka
Setiap bank memiliki produk unggulan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, Bank Mandiri mungkin menawarkan program KPR dengan suku bunga kompetitif dan jangka waktu fleksibel, sementara Bank BCA mungkin fokus pada kemudahan akses dan proses aplikasi yang cepat. Bank syariah mungkin akan lebih menonjolkan produk pembiayaan properti berbasis bagi hasil atau sewa beli dengan skema yang transparan dan sesuai prinsip syariah.
Informasi detail mengenai produk unggulan masing-masing bank dapat diperoleh melalui website resmi bank tersebut atau dengan menghubungi cabang bank terdekat.
Perbandingan Biaya Administrasi dan Persyaratan Investasi di Beberapa Bank
Biaya administrasi dan persyaratan investasi untuk produk properti dapat bervariasi antar bank. Faktor-faktor seperti jumlah investasi, jenis produk, dan profil investor akan mempengaruhi biaya dan persyaratan yang dikenakan. Sebagai contoh, persyaratan minimum investasi untuk reksadana properti mungkin berbeda antara bank satu dengan bank lainnya. Demikian pula, biaya administrasi untuk KPR juga dapat bervariasi tergantung pada kebijakan masing-masing bank.
Tabel Perbandingan Fitur Layanan Investasi Properti
Berikut tabel perbandingan fitur layanan investasi properti dari empat bank berbeda (data bersifat ilustrasi dan dapat berbeda dengan kondisi riil):
Nama Bank | Jenis Investasi | Biaya Admin (estimasi) | Persyaratan Minimum Investasi (estimasi) |
---|---|---|---|
Bank A | KPR, Reksadana Properti | Rp 500.000 – Rp 2.000.000 | Rp 100.000.000 |
Bank B | Pembiayaan Properti Syariah, Reksadana Syariah Properti | Rp 300.000 – Rp 1.500.000 | Rp 50.000.000 |
Bank C | KPR, Pinjaman Properti | Rp 750.000 – Rp 3.000.000 | Rp 150.000.000 |
Bank D | Pembiayaan Properti Syariah | Rp 400.000 – Rp 1.800.000 | Rp 75.000.000 |
Catatan: Data pada tabel di atas merupakan ilustrasi dan dapat berbeda dengan kondisi aktual di lapangan. Selalu periksa informasi terbaru langsung dari bank terkait.
Mekanisme Investasi Properti Melalui Bank
Investasi properti menawarkan potensi keuntungan yang menarik, dan bank berperan penting dalam memfasilitasi proses tersebut. Melalui berbagai produk dan layanan, bank menyediakan aksesibilitas yang lebih mudah bagi individu untuk memasuki pasar properti, baik untuk jangka pendek maupun panjang. Berikut uraian detail mengenai mekanisme investasi properti melalui bank.
Langkah-langkah Investasi Properti Melalui Bank
Proses investasi properti melalui bank umumnya melibatkan beberapa tahapan kunci. Persiapan yang matang sangat krusial untuk memastikan kelancaran proses dan meminimalisir risiko.
- Konsultasi dan Perencanaan Keuangan: Sebelum memulai, konsultasikan dengan perencana keuangan atau petugas bank untuk menentukan jenis investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan Anda.
- Pencarian Properti: Tentukan jenis properti yang ingin diinvestasikan (rumah, apartemen, tanah, dll.) dan lokasi yang strategis. Bank seringkali memiliki kerjasama dengan agen properti yang dapat membantu proses pencarian.
- Pengajuan Kredit (jika diperlukan): Jika Anda memerlukan pembiayaan, ajukan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) kepada bank. Siapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan seperti bukti penghasilan, NPWP, dan lain sebagainya.
- Proses Persetujuan Kredit: Bank akan melakukan verifikasi dan penilaian terhadap kelayakan kredit Anda. Proses ini bisa memakan waktu beberapa minggu.
- Penandatanganan Akta Jual Beli: Setelah kredit disetujui, Anda dapat menandatangani akta jual beli dan menyelesaikan transaksi pembelian properti.
- Pembayaran Angsuran (jika berlaku): Jika Anda menggunakan KPR, Anda wajib membayar angsuran bulanan sesuai kesepakatan dengan bank.
Jenis Produk Investasi Properti yang Ditawarkan Bank
Bank menawarkan beragam produk investasi properti yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial investor. Pemahaman akan perbedaan masing-masing produk sangat penting untuk membuat keputusan investasi yang tepat.
- Kredit Pemilikan Rumah (KPR): Produk ini memungkinkan Anda untuk membeli properti dengan cara meminjam dana dari bank dan membayarnya secara cicilan dalam jangka waktu tertentu.
- Reksa Dana Properti: Investasi ini memungkinkan Anda untuk berpartisipasi dalam portofolio properti yang dikelola secara profesional oleh manajer investasi. Risiko terdiversifikasi karena investasi tersebar di berbagai properti.
- Deposito Berjangka: Meskipun bukan investasi properti secara langsung, deposito berjangka dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengumpulkan dana yang akan digunakan untuk investasi properti di masa mendatang. Deposito menawarkan tingkat keamanan yang tinggi.
Simulasi Investasi Properti Melalui Bank, Bank Untuk Investasi Properti
Berikut simulasi sederhana investasi properti dengan dua skenario berbeda, perlu diingat bahwa ini hanya simulasi dan angka sebenarnya dapat bervariasi.
Skenario | Jenis Investasi | Investasi Awal | Jangka Waktu | Keuntungan Estimasi (setelah pajak dan biaya) |
---|---|---|---|---|
Jangka Pendek | Reksa Dana Properti | Rp 50.000.000 | 1 Tahun | Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 (bergantung pada kinerja pasar) |
Jangka Panjang | KPR untuk Rumah | Rp 500.000.000 (DP 20%) | 15 Tahun | Apresisasi nilai properti + potensi sewa (variabel, tergantung lokasi dan kondisi pasar) |
Catatan: Simulasi ini bersifat ilustrasi dan tidak menjamin keuntungan yang sama. Keuntungan aktual dapat berbeda-beda tergantung berbagai faktor, termasuk kondisi pasar properti dan suku bunga.
Poin Penting Sebelum Berinvestasi Properti Melalui Bank
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi properti melalui bank, pertimbangkan beberapa poin penting berikut ini untuk meminimalisir risiko dan memastikan keputusan investasi yang bijak.
- Riset Pasar: Lakukan riset menyeluruh tentang harga properti di lokasi yang Anda targetkan.
- Analisa Keuangan: Pastikan Anda memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk membayar cicilan KPR (jika menggunakan KPR) dan biaya-biaya lain yang terkait.
- Legalitas Properti: Pastikan properti yang Anda beli memiliki sertifikat yang sah dan bebas dari sengketa.
- Kondisi Properti: Periksa kondisi fisik properti secara teliti sebelum melakukan pembelian.
- Suku Bunga dan Biaya: Pahami dengan jelas suku bunga KPR, biaya administrasi, dan biaya-biaya lain yang terkait dengan produk investasi yang Anda pilih.
Risiko Investasi Properti dan Cara Meminimalkannya
Investasi properti, seperti investasi lainnya, memiliki risiko. Fluktuasi harga properti, suku bunga yang berubah-ubah, dan potensi sengketa hukum merupakan beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan. Untuk meminimalkan risiko, lakukan riset yang menyeluruh, pahami profil risiko Anda, dan diversifikasi investasi Anda. Konsultasi dengan profesional di bidang keuangan dan hukum juga sangat disarankan.
Pertimbangan dalam Memilih Bank untuk Investasi Properti
Memilih bank yang tepat untuk investasi properti merupakan langkah krusial untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir risiko. Keputusan ini memerlukan pertimbangan matang terhadap berbagai faktor, mulai dari reputasi dan stabilitas bank hingga suku bunga dan keamanan investasi yang ditawarkan. Berikut beberapa pertimbangan penting yang perlu Anda perhatikan.
Investasi properti, sebagai aset jangka panjang, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi makro, termasuk kebijakan moneter Bank Indonesia. Memahami dampak suku bunga dan faktor-faktor lainnya akan membantu Anda dalam pengambilan keputusan yang lebih terinformasi.
Reputasi dan Stabilitas Bank
Memilih bank dengan reputasi baik dan stabilitas keuangan yang kuat adalah prioritas utama. Perhatikan riwayat bank tersebut, termasuk kinerja keuangannya dalam beberapa tahun terakhir, rating kreditnya dari lembaga pemeringkat internasional (misalnya, Moody’s, S&P, Fitch), dan reputasinya dalam melayani nasabah. Bank dengan rekam jejak yang baik cenderung lebih terpercaya dan mampu memberikan layanan investasi yang handal. Hindari bank dengan riwayat masalah hukum atau keuangan yang signifikan.
Suku Bunga dan Biaya Investasi
Suku bunga pinjaman untuk investasi properti sangat berpengaruh terhadap total biaya yang harus Anda keluarkan. Bandingkan suku bunga yang ditawarkan oleh beberapa bank, perhatikan juga biaya-biaya administrasi dan lainnya yang mungkin dikenakan. Suku bunga yang kompetitif akan membantu Anda memaksimalkan keuntungan investasi. Perhatikan pula fluktuasi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) karena perubahan suku bunga ini dapat berdampak signifikan terhadap suku bunga pinjaman properti.
Keamanan Investasi
Pastikan bank yang Anda pilih memiliki mekanisme keamanan investasi yang kuat untuk melindungi dana dan aset Anda. Cari informasi mengenai sistem keamanan data dan perlindungan terhadap risiko penipuan. Kejelasan prosedur dan regulasi investasi juga perlu diperhatikan untuk menghindari potensi kerugian di kemudian hari.
Analisis Laporan Keuangan Bank
Menganalisis laporan keuangan bank secara berkala, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kesehatan keuangan bank tersebut. Perhatikan rasio-rasio keuangan kunci seperti rasio solvabilitas, likuiditas, dan profitabilitas. Rasio-rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola risiko dan menghasilkan keuntungan. Semakin baik rasio-rasio tersebut, semakin tinggi kredibilitas bank sebagai lembaga investasi.
Keuntungan dan Kerugian Investasi Properti Melalui Bank
- Keuntungan: Kemudahan akses pembiayaan, pengelolaan investasi yang terstruktur, akses ke berbagai produk investasi properti.
- Kerugian: Potensi suku bunga yang tinggi, biaya administrasi tambahan, terbatasnya pilihan properti dibandingkan dengan investasi langsung.
Dampak Inflasi terhadap Nilai Investasi Properti
Inflasi dapat mempengaruhi nilai investasi properti dalam jangka panjang. Secara umum, properti dianggap sebagai aset yang mampu melindungi nilai investasi dari inflasi karena harga properti cenderung meningkat seiring waktu. Sebagai ilustrasi, misalkan harga sebuah rumah tahun 2023 adalah Rp 1 Miliar. Jika inflasi rata-rata 5% per tahun, maka harga rumah tersebut diperkirakan akan menjadi sekitar Rp 1,63 Miliar dalam 10 tahun mendatang (dengan asumsi tidak ada faktor lain yang mempengaruhi harga).
Namun, perlu diingat bahwa ini hanya ilustrasi, dan nilai sebenarnya dapat berbeda tergantung berbagai faktor seperti lokasi, kondisi pasar, dan jenis properti. Perlu analisis yang lebih detail untuk memperkirakan dampak inflasi secara akurat.
Regulasi dan Perlindungan Konsumen dalam Investasi Properti
Investasi properti, meskipun menjanjikan keuntungan besar, memerlukan pemahaman yang mendalam tentang regulasi yang berlaku dan perlindungan konsumen yang tersedia. Kehati-hatian dan pengetahuan yang cukup akan meminimalisir risiko dan memastikan transaksi berjalan lancar dan aman. Berikut ini beberapa poin penting yang perlu diperhatikan.
Peraturan Pemerintah yang Mengatur Investasi Properti di Indonesia
Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai peraturan untuk mengatur investasi properti, bertujuan untuk melindungi baik investor maupun pengembang. Beberapa regulasi utama meliputi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, serta berbagai peraturan daerah (Perda) terkait perizinan dan tata ruang. Regulasi ini mencakup aspek perencanaan, pembangunan, perizinan, hingga jual beli properti.
Kejelasan regulasi ini sangat penting untuk menghindari potensi sengketa dan memastikan kepastian hukum dalam setiap transaksi.
Hak dan Kewajiban Investor Properti dalam Bertransaksi Melalui Bank
Bertransaksi melalui bank memberikan lapisan perlindungan tambahan bagi investor. Sebagai investor, Anda berhak mendapatkan informasi yang transparan dan akurat mengenai properti yang akan dibeli, termasuk kondisi fisik, legalitas, dan riwayat kepemilikan. Anda juga berhak atas perlakuan yang adil dan proses transaksi yang sesuai dengan ketentuan perbankan yang berlaku. Sementara itu, kewajiban Anda mencakup memenuhi persyaratan kredit yang ditetapkan bank, melunasi kewajiban pembayaran cicilan sesuai kesepakatan, dan menjaga kredibilitas sebagai debitur.
Kejelasan hak dan kewajiban ini akan menjamin keamanan dan kelancaran transaksi.
Lembaga Perlindungan Konsumen yang Dapat Dihubungi Jika Terjadi Sengketa
Dalam hal terjadi sengketa terkait investasi properti yang dilakukan melalui bank, investor dapat mencari perlindungan hukum dan bantuan dari beberapa lembaga. Lembaga perlindungan konsumen seperti Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dapat menjadi tempat pengaduan dan mediasi. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga berperan dalam mengawasi aktivitas perbankan dan melindungi konsumen dari praktik-praktik yang merugikan. Konsultasi dengan pengacara spesialis properti juga disarankan untuk mendapatkan nasihat hukum yang tepat.
Pertanyaan Penting yang Harus Diajukan kepada Bank Sebelum Melakukan Investasi
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi properti melalui bank, ada beberapa pertanyaan penting yang perlu diajukan untuk memastikan Anda memahami seluruh aspek transaksi. Pertanyaan-pertanyaan ini meliputi: suku bunga dan jangka waktu kredit, biaya-biaya administrasi dan provisi, proses pengajuan dan persetujuan kredit, mekanisme pencairan dana, jaminan yang dibutuhkan, dan prosedur penyelesaian sengketa. Kejelasan informasi ini akan membantu Anda dalam membuat keputusan investasi yang tepat dan terhindar dari potensi kerugian.
Pentingnya Membaca dan Memahami Syarat dan Ketentuan Sebelum Berinvestasi
Membaca dan memahami seluruh syarat dan ketentuan yang tertera dalam perjanjian kredit merupakan langkah krusial sebelum melakukan investasi properti. Jangan pernah menandatangani dokumen apapun sebelum Anda benar-benar memahami setiap poin yang tercantum di dalamnya. Ketidakpahaman akan isi perjanjian dapat berakibat fatal dan merugikan Anda di kemudian hari. Konsultasikan dengan pihak yang berkompeten jika Anda merasa ragu atau kurang memahami poin-poin tertentu dalam perjanjian.
Strategi Investasi Properti yang Efektif
Investasi properti menawarkan potensi keuntungan jangka panjang yang menarik, namun memerlukan perencanaan dan strategi yang matang. Memahami kondisi ekonomi terkini dan menerapkan strategi yang tepat akan memaksimalkan peluang sukses dan meminimalkan risiko. Berikut beberapa strategi investasi properti yang efektif di tengah dinamika ekonomi saat ini.
Menentukan Target Investasi Properti yang Realistis
Menentukan target investasi yang realistis merupakan langkah krusial. Hal ini melibatkan analisis mendalam terhadap kemampuan finansial, tujuan investasi, dan kondisi pasar properti. Pertimbangkan faktor seperti pendapatan, pengeluaran, jumlah dana yang tersedia untuk investasi, dan tingkat pengembalian yang diharapkan. Sebagai contoh, investor dengan modal terbatas mungkin akan lebih realistis menargetkan properti dengan harga terjangkau dan potensi sewa yang stabil, sementara investor dengan modal besar dapat mempertimbangkan properti komersial atau properti di lokasi strategis dengan potensi apresiasi harga yang tinggi.
Penting untuk menghindari ambisi yang berlebihan dan menetapkan target yang dapat dicapai secara bertahap.
Membangun Portofolio Investasi Properti yang Terdiversifikasi
Diversifikasi merupakan kunci untuk meminimalkan risiko. Jangan hanya berinvestasi pada satu jenis properti atau di satu lokasi saja. Sebaiknya, diversifikasi portofolio meliputi jenis properti (rumah tinggal, apartemen, ruko, tanah), lokasi (kota besar, kota sedang, daerah pinggiran), dan strategi investasi (sewa jangka panjang, sewa jangka pendek, flipping). Sebagai ilustrasi, seorang investor dapat memiliki beberapa unit apartemen di kota besar untuk pendapatan sewa yang stabil, sekaligus berinvestasi pada tanah di daerah berkembang untuk potensi apresiasi harga jangka panjang.
Dengan diversifikasi, risiko kerugian akan tersebar dan dampak negatif dari penurunan nilai pada satu jenis properti dapat diimbangi oleh kenaikan nilai pada properti lainnya.
Memantau Kinerja Investasi Properti Secara Berkala
Pemantauan berkala sangat penting untuk memastikan investasi tetap berada di jalur yang tepat. Lakukan review rutin terhadap kinerja investasi, termasuk pendapatan sewa, biaya operasional, dan nilai pasar properti. Bandingkan kinerja tersebut dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika ada penyimpangan yang signifikan, lakukan analisis untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mengambil tindakan korektif. Gunakan alat bantu seperti spreadsheet atau perangkat lunak manajemen properti untuk mempermudah proses pemantauan dan analisis data.
Contohnya, dengan membandingkan pendapatan sewa aktual dengan proyeksi awal, investor dapat mengidentifikasi potensi masalah seperti tingkat hunian yang rendah atau biaya operasional yang tinggi.
Memilih bank yang tepat untuk investasi properti sangat krusial, karena berpengaruh besar terhadap keberhasilan investasi Anda. Perlu pertimbangan matang terkait suku bunga, fasilitas, dan reputasi bank tersebut. Sebelum memutuskan, ada baiknya Anda membaca artikel mengenai Tips Memilih Investasi untuk panduan lebih lengkap. Dengan memahami strategi investasi yang tepat, Anda dapat memilih bank yang paling sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi properti Anda, sehingga memaksimalkan keuntungan jangka panjang.
Jadi, riset yang menyeluruh sebelum berinvestasi di sektor properti sangatlah penting.
Mengelola Risiko Investasi Properti Secara Efektif
Investasi properti mengandung risiko, seperti fluktuasi harga pasar, penurunan tingkat hunian, dan kerusakan properti. Untuk mengelola risiko secara efektif, perlu dilakukan beberapa langkah. Pertama, lakukan riset pasar yang menyeluruh sebelum berinvestasi. Kedua, pastikan memiliki dana darurat untuk mengatasi kejadian tak terduga, seperti kerusakan properti atau penurunan pendapatan sewa. Ketiga, pertimbangkan asuransi properti yang memadai untuk melindungi dari kerugian finansial akibat bencana alam atau kerusakan lainnya.
Keempat, bekerja sama dengan profesional seperti agen properti dan konsultan keuangan untuk mendapatkan nasihat yang tepat. Kelima, selalu mempertimbangkan skenario terburuk dan memiliki rencana cadangan jika investasi mengalami penurunan nilai.
Akhir Kata
Berinvestasi dalam properti melalui bank dapat menjadi langkah strategis untuk mengamankan aset dan meraih keuntungan jangka panjang. Namun, kehati-hatian dan perencanaan yang matang sangat penting. Dengan memahami mekanisme investasi, mempertimbangkan faktor-faktor risiko, dan memilih bank yang terpercaya, investor dapat meningkatkan peluang keberhasilan investasi properti mereka. Selalu prioritaskan riset menyeluruh dan konsultasi dengan profesional keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.
Panduan FAQ
Apa perbedaan utama antara investasi properti melalui bank konvensional dan syariah?
Bank konvensional menawarkan produk investasi properti berbasis bunga, sementara bank syariah menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti bagi hasil.
Bagaimana cara memantau kinerja investasi properti saya?
Pantau secara berkala nilai aset properti, bandingkan dengan tren pasar, dan tinjau laporan keuangan bank jika berinvestasi melalui produk perbankan.
Apakah ada batasan usia untuk berinvestasi properti melalui bank?
Tergantung pada produk dan kebijakan masing-masing bank. Umumnya, ada batasan usia minimum, biasanya 21 tahun.
Bagaimana cara mengatasi sengketa dengan bank terkait investasi properti?
Hubungi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau lembaga perlindungan konsumen lainnya untuk penyelesaian sengketa.